Sabtu, 10 Oktober 2015

Resume Manajemen Keuangan - Manajemen Struktur Modal

Diposting oleh Unknown di 22.39

MANAJEMEN STRUKTUR MODAL

1.      Pendekatan NI, NOI, Tradisional
A.    Pendekatan laba bersih (Net Income) mengasumsikan bahwa investor 
mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan biaya utang yang konstan pula. Karena biaya modal saham dan biaya utang adalah sama, maka semakin besar utang yang digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang akan semakin kecil. Jika biaya modal rata-rata tertimbang semakin kecil sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar, maka nilai perusahaan akan meningkat. Persoalannya adalah apakah dalam kenyataannya ada perusahaan dapat memperoleh pembiayaannya dengan 100% utang.

B.     Pendekatan laba operasi bersih (Net Operating Income) mengasumsikan
bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan utang oleh perusahaan. Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang adalah konstan berapapun tingkat utang yang digunakan oleh perusahaan. Pertama, diasumsikan bahwa biaya utang konstan seperti halnya dalam pendekatan Net Income. Kedua, penggunaan utang yang semakin besar, oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan. Oleh karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan oleh utang. Konsekuensinya adalah biaya modal rata-rata tertimbang tidak mengalami perubahan dan dalam situasi ini keputusan struktur modal menjadi tidak penting.

C.    Pendekatan tradisional (Traditional Approach) diasumsikan dalam
pendekatan ini bahwa hingga satu leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan, sehingga biaya modal baik utang (Kd) maupun saham (Ke) relative konstan. Tetapi setelah leverage atau rasio tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri meningkat. Peningkatan biaya modal sendiri ini akan semakin besar dan bahkan akan lebih besar daripada penurunan biaya karena penggunaan utang yang lebih murah. Akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu akan meningkat. Oleh karena itu nilai perusahaan pada awalnya meningkat dan kemudian menurun sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar. Dengan dimikian menurut pendekatan tradisional ini terdapat suatu struktur modal yang optimal untuk setiap perusahaan.
2.      Pendekatan teori MM tanpa pajak
A.    Preposisi I
MM berpendapat bahwa nilai setiap perusahaan tidak lain merupakan kapitalisasi laba operasi bersih yang diharapkan atau expected net operating income ( NOI = EBIT ) dengan tingkat kapitalisasi ( Ko ) konstan yang sesuai dengan tingkat resiko perusahaan
B.      Preposisi II
MM berpendapat bahwa biaya modal sendiri perusahaan yang memiliki leverage adalah sama dengan biaya modal sendiri perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah dengan premium resiko. Dimana besar kecilnya resiko tergantung atas selisih antara biaya modal sendiri dan biaya utang perusahaan yang tidak memiliki leverage dikalikan dengan besarnya utang.
C.    Preposisi III
MM berpendapat bahwa perusahaan seharusnya melakukan investasi proyek baru sepanjang nilai perusahaan meningkat paling tidak sebesar iaya investasi.
Pendekatan teori MM bila ada pajak
A.    Preposisi I
MM berpendapat bahwa nilai perusahaan yang memiliki leverage sama dengan nilai perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah dengan nilai perlindungan pajak. Adapun nilia perlindungan pajak ini adalah sebesar pajak penghasilan perusahaan dikalikan dengan utang perusahaan.
B.     Preposisi II
MM berpendapat bahwa biaya modal sendiri perusahaan yang memiliki leverage adalah sama dengan biaya modal perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah dengan premium resiko. Besarnya premium rsiko ini tergantung atas besarnya utang dan selisih atas biaya modal sendiri perusahaan yang tidak memiliki leverage dan biaya utang.
C.    Preposisi III
Sama seperti dalam kondisi tidak ada pajak, perusahaan seharusnya melakukan investasi sepanjang memenuhi syarat
IRR > Keu{1-T(D/V)}
Kesimpulan :
Pendekatan teori MM dengan adanya pajak penghasilan perusahaan dan pajak pendapatan perseorangan.Pendekatan ini sama seperti pendekatan-pendekatan terdahulu hanya saja pada pendekatan ini kita memasukkan adanya nilai penghasilan perushaan dan pajak pendapatan perseorangan.
3.      Pecking Order Theory
Pecking order theory mengasumsikan bahwa perusahan bertujuan  memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Perusahaan berusaha menerbitkan sekuritas pertama dari internal, retained earning, kemudian utang berisiko rendah dan terakhir ekuitas (Myers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004). Pecking order theory memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal didasarkan pada defisit pendanaan internal.Model pecking order theory memfokuskan pada motivasi manejer korporat, bukan pada prinsip-prinsip penilaian pasar modal. Pecking order theory mencerminkan persoalan yang diciptakan oleh asimetrik informasi. Dasar pemikirannya didasarkan pada penjelasan berikut ini, (Meyers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004) : Para manejer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan daripada investor luar, namun mereka enggan untuk menerbitkan saham ketika percaya saham mereka adalah undervalued. Investor memahami bahwa para manajer mengetahui lebih banyak dan mereka mencoba menerbitkan sesuai waktu yang tepat.Para manejer menginterpresentasikan keputusan untuk menerbitkan ekuitas sebagai bad news, dan perusahaan dapat menerbitkan ekiutas hanya pada harga discount.Perusahaan yang bekerja berdasarkan filosofi pecking order theory dan membutuhkan ekuitas eksternal kemungkinan tidak akan memanfaatkan kesempatan investasi yang baik, karena saham tidak dapat dijual pada “fair Price”.
Menurut Myers (1996) dalam Saidi (2004) perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal, yakni dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi. Urutan penggunaan sumber dana dengan mengacu packing order theory adalah internal fund (dana internal), debt (utang), dan equity (modal sendiri) (Kaaro, 2003).


0 komentar:

Posting Komentar

 

Wahyu Alfita Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos